Diberdayakan oleh Blogger.

Grow Up

i dont write or post about her often enough

ntahlah gue merasa itu tidak terlalu penting. gue lebih senang hubungan ini hanya berkembang diantara kami. Gue merasa kami tidak sepenting itu, walaupun hanya sekedar muncul di permukaan social media. 

or simply, i just want to keep her for my self. but, this time i want to share.

Hari ini hari yang spesial buat dia, dan gue masih belum tau harus berbicara apa.

Mengucapkan selamat ulang tahun kepada kerabat saja selalu menjadi masalah besar buat gue. gue  selalu merasa canggung ketika mengucapkanya, apalagi harus ditambah dengan doa doa klise sekenanya.

"selamat ulang tahun, semoga bla bla bla bla, dan bla bla bla "

But, honey. i'll say this for you.


***

Selamat ulang tahun, hari ini dimana dinding facebook kamu akan di penuhi ucapan dari orang yang tidak kamu kenal. hari yang selalu membuat kamu berpikir, kamu sudah semakin tua. hari dimana kamu merasa hari ini hari yang biasa aja sama seperti hari lainya.

dan terimakasih sudah melewati banyak hal bersama sama.

i know words alone are not enough to express how happy i am your are celebrating another year of your life. and how lucky i am to have found a girl like you. please, stay with me.


***

As long as i remember, i haven't dropped 'The L word' i have not said 'i Love You' to you.

Because for me, 'Love' is a big word.
harapan gue nanti di masa depan ketika mengahadapi masalah. dan gue bisa memilih dengan siapa gue akan melewatinya.

i hope you are still there with me, honey.

and hey, you are grow up so fast. 
proud of you. and once again, happy birthday :)

How is your 2016 ?

tadi malam gue terbangun dengan kepala pening, suara ponsel yang lupa gue silent menggema di dalam ruang tidur. getar dan dering ponsel memaksa untuk terjaga, bangun dalam keadaan lelah dan kesal membuat gue memaki diri sendiri karena lupa mengaktifkan mode 'silent'.

     "bodoh!" gue memaki dalam hati.

masih dalam keadaan mata terpejam, gue meraba raba dimana ponsel gue berada sekaligus mengumpulkan kesadaran dengan menyenderkan badan di tembok.

sebuah nomor tak di kenal terpampang di layar ponsel, hanya nomor biasa. gue mengurungkan niat untuk mengangkat panggilan itu.

     "haloo" sapa suara parau gue.

sapaan gue tak terbalas, hanya ada suara ramai samar samar sambil berbisik satu sama lain. gue tutup panggilan itu, menjauhkannya dari telinga untuk melihat jam berapakah saat itu. dengan harapan di kemudian hari kalo ada temen gue yang ngaku telpon gue jam segitu langsung gue tonjok. iya tonjok, abis itu langsung nge dab ala ala orang yang abis flip bottle.

     "jam setengah satu ?" keluh gue.

satu satunya alasan kenapa akhirnya gue angkat adalah takut panggilanya bersifat urgent. atau siapa tau gue menang undian liburan bareng pacar (orang). ehh itu dua alasan ya ?

belum sempat melemparkan ponsel ke kasur , panggilan itu datang lagi. gue bersiap memaki apabila tak ada jawaban lagi, siapapun itu.

     "selamat ulang tahun kami ucapkan... selamat panjang umur kita kan doakan"

suara nyanyian di sebrang telpon perlahan menjauh, dan sepertinya gue tahu apa yang sedang terjadi. salah satu di antara mereka ada yang berulang tahun, bukan si penelpon.
gue hampir aja mengatakan "ehh udah bulan maret ya ? yawla yawla yawla terhaluuuuu" tapi di urungkan karena gue tau ini bulan desember dan gamau terdengar goblok aja gara gara itu.

     "jangan di tutup, hehehe how is your 2016 ?" katanya. and i think i know who is she.
   
     "Not good for sure, when u have phone call in the midnight."

     "hahaha sorry"


yap. gue mengatakan dengan sejujur jujurnya semalam kalau 2016 gue memang buruk, mengerikan bahkan. Pertanyaan "how's your 2016 ?" sangat menempel di kepala di bandingkan dengan obrolan lainya semalam.

membuat gue berfikir apa cuma gue aja yang merasakan 2016 ini adalah tahun yang buruk ? atau semua ? gue mencoba mengingat tiap kejadian dari awal tahun - akhir, hingga pada suatu kesimpulan :  '2016 fucked us up'

2016 has been shitty for almost everyone. Banyak hal-hal jelek terjadi di 2016.

Mulai dari krisis Syiria yang nggak selesai-selesai, gempa di Pidie Jaya, virus Zika, Brexit dan Trump!

Yup, 2016 gave us Trump as the US president-elect. What can be worse than that?

But wait, there are more…

kasus ahok-buni yani, sidang jessica stripping, hate speech dimana mana, berita hoax di internet, dan pilgub. mau pecah rasanya kepala tiap buka sosial media isinya orang orang penuh kebencian.

internet seperti kebodohan di level yang baru. ga cukup dengan itu semua, kemudian muncul flipping bottle, nge dab, mannequin challange, dan judge emak emak berdaster ? oh come on...

2016 juga banyak mengambil orang penting yang kita tau, seperti mohammad ali, alan rick man, george michael, dan banyak lainya.



buat gue 2016 lebih dari itu dan gue akan kasih sedikit video yang gue ambil dari 9gag yang sangat menggambarkan keadaan gue sekarang : ))



sebelum kita sampe di 2017, jadi apa yang lo rasain di 2016 ? tulis di kolom komentar dong.





   

LaguTulus

       Tak mungkin secepat itu 
       Kau lupa air mata sedihmu kala itu
       Mengungkapkan semua kekuranganya 
       Semua dariku yang tak dia punya 

Itu adalah empat baris pertama salah satu lagu baru Tulus dari album barunya. dan sepertinya Tulus berhasil menyihir sekaligus menyentil gue lewat lagu barunya ini.

gue seperti dipaksa memasuki ruang waktu, kembali merasakan keadaan yang sama seperti empat baris pertama yang Tulus nyanyikan. pemandangan, wangi, dan suara di cafe malam itu terekam jelas.

     "ga bisa gue begini terus yan" akhir kata keluh saat itu.
     "iya, gua paham" jawab gue singkat "diminum dulu coklatnya, keburu dingin" lanjut gue menyarankan.

dia sadar, gue memperhatikanya hanya mengaduk ngaduk coklat yang dia pesan sambil bercerita panjang lebar tentang hubunganya. dia bercerita bagaimana kekurangan, perlakuan, sifat negatif pasanganya.

     "ah coba dia kaya lo yan" ungkapnya sambil membenarkan jilbabnya yang miring.

gue cuma diam, hanya tersenyum. gue gatau harus jawab apa. karena ga mungkin gue bilang  : "iyalah, cowo lo mana bisa nari hula hula di leher sambil naik sepeda kan ?"


*****

Seminggu setelah saat itu, kita jadi lebih intens ngobrol. ratusan baris percakapan tiap harinya yang selalu bertema sama yaitu cowonya, mulai berubah ke arah yg lebih personal. seperti lagu favorit dan kebiasaan kebiasaan anehnya.

Sampai akhirnya obrolan kami berlanjut ke suara yang bertukar di udara. dari situ gue tau beberapa hal tentang dia, yang dulunya cuma teman yang ga pernah gue singgung kehidupan personalnya. tapi sekarang gue tau tentang sifatnya, kesukaanya, bahkan kebiasaanya.

Dan tanpa disadari, gue mulai menyukainya. nggak banyak wanita yang bisa membuat gue betah ngobrol berjam jam di telepon, mulai dari ngobrolin hal hal remeh sampai yang serius, seperti politik dan pemerintahannya.

Semua percakapan mengalir lancar tanpa paksaan. Percakapan denganya mengalir memicu diskusi tanpa harus menghakimi. belakangan gue tau, dia baru saja putus dengan pacarnya dan tentu saja gue sambut dengan rasa suka cita.

And to be honest, i am attracted to this girl in a very mysterious way.
Lantunan lagu tulus kembali terngiang di telinga gue. Masuk tanpa permisi, mengingatkan fakta manis yang akhirnya belum tentu manis juga.


       daya pikat yang memang engkau punya
       sunguh-sunguh ingin aku lindungi
       dan setelah luka-lukamu reda
       kau lupa aku juga punya rasa

Lagi lagi tulus benar dan terus menyentil gue lewat lagu itu.

Pikatnya sulit dijelaskan tapi selalu berhasil membuat gue ingin melinduginya walaupun bukan siapa siapa. and some little part of my heart says, i hope this ends well.

tapi

Sore itu gue dikejutkan dengan beberapa baris Whatsapp darinya.
Tanpa perlu gue tulis lebih jauh, intinya adalah bagaimana kebimbangannya menghadapi mantannya yang meminta untuk balikan. Dan dia meminta saran gue.
Gue menyadari sepenuhnya kalau dia belum benar-benar ‘pindah’. Dari rasanya nyaman yang sudah muncul dari hubungan sebelumnya.
Sebuah dilema mendadak muncul di hati gue.
Menyarankan ‘iya’ akan membuat gue kehilangan rutinitas yang selama ini mulai gue nikmati. Dan menyarankan ‘nggak’ akan mengubah gue sebagai pecundang yang hebat.
Hanya jawaban diplomatis yang bisa keluar dari mulut gue waktu itu. Memintanya untuk memikirkan semuanya secara baik-baik sebelum mengambil keputusan.
“Never make a permanent decision with temporary feelings” kata gue waktu itu.
Terdengar bijak yang jujur, terasa seperti dipaksakan. Karena memang sebagian kecil dari hati gue sedang merasakan kecewa.
Tuhan sepertinya sedang bercanda. Mengetahui ada satu insan-Nya yang sedang berbahagia, lalu Dia mengubahnya begitu saja.
Kabar berikutnya yang gue dengar, dia memutuskan untuk kembali dengan pria yang sama.
Dan dengan legawa, gue memutuskan untuk menjaga jarak. Mengurangi interaksi dengannya. Melangkah pergi dengan harga diri yang masih sedikit tersisa.
Dan kali ini gue benar-benar yakin, kalau Tuhan sedang bercanda.
Dia menjatuhkan gue kepada sebuah hati yang sudah ada pemiliknya
.

Love you, Ma.

Sudah satu jam gue mantengin laptop tanpa menulis apapun. gue bingung harus mulai darimana, ingatan gue payah. semakin mengingat semakin juga gue tau, belum ada banyak hal yang bisa gue lakukan buat seseorang yang sudah memberikan seluruh waktunya buat gue. Ibu.

Beliau seringkali makan lebih sedikit dari anak anaknya. alasanya sederhana, sudah kenyang.
Beliau seringkali tidur larut malam demi menjaga anaknya yang lagi tidur. alasanya sederhana, tidak ngantuk.
Dan Beliau juga seringkali menolak uang pemberian anaknya. alasanya sederhana, ibu masih punya uang.

Sejak saat itu gue tau seorang ibu rela berbohong demi anak anaknya. Kebohongan kebohongan kecil yang ga akan bisa orang lain lakukan. Kebohongan yang sampai sekarang gue gatau, itu di perbolehkan atau tidak. Entahlah gue ngga ingin tahu.

Tapi ada satu hal yang gue tangkap dari kebohongan itu. ketulusan mendidik anak anaknya mengalahkan apapun. Beliau ingin anaknya jadi yang terbaik. Apapun itu caranya. Lebih baik tanpa kita ketahui. :))

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam batin. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada perbuatan kasih yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada perbuatan kasih yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

Love you, Ma.



Kopi

Beberapa bulan ini gue terikat oleh suatu hal, bukan sebuah hubungan. bukan juga sebuah kontrak kerja baru. Suatu kebiasaan yang awalnya jarang sekali gue lakukan, bahkan cenderung ngga pernah. gue juga ga pernah menyangka suatu kebiasaan kecil kaya gini, bisa berubah jadi besar.

Ngopi sekarang sudah jadi sebuah ritual buat gue. ntah sebelum aktifitas ataupun ketika beraktifitas. gue ga pernah absen buat ngopi sekali atau dua kali sehari sekarang. padahal dulu kepikiran buat ngopi aja ngga. yaa gue bukan tipikal orang yang ngisi waktu luang buat sekedar minum kopi atau teh, gue lebih prefer ke makanan. ntah itu makanan ringan atau berat.

Penyebab gue mulai ketagihan kopi mungkin karena gue sering kali kurang tidur. dalam 24jam gue cuma tidur 4-5 jam, sisanya ? 19 jam gue pake aktifitas diluar rumah. dan hasilnya gue punya banyak sekali bekas luka, dalam setahun ini gue udah kecelakaan 3 kali, karena ngantuk : ))

lucu ya ? kita didekatkan oleh suatu hal yang kita ga pernah pikirkan sebelumnya, dari suatu yang kecil bisa berubah jadi suatu hal besar. seperti kegiatan ngopi yang tadinya iseng iseng sekarang jadi sebuah kebutuhan.

disisi lain gue juga mengalami hal yang sama, lebih sederhana. sesederhana notifikasi apps warna hijau bergambar gagang telpon itu.

A message from her.

ngga spesial, cuma tentang keseharian atau kelakuan randomnya. she's a randomly person. sebuah cerita yang entah kenapa mulai bisa gue nikmati.

kebiasaan yang awalnya bersifat spontan, kini menjadi rutinitas. rutinitas yang lama hilang, mulai gue rasakan lagi. dan bukan hanya sebuah kebutuhan tapi juga sudah melibatkan perasaan.

"Eh tadi aku abis jalan jalan loh.." tulisnya dalam layar smartphone.

"kemana ? kok dadakan keknya ?"

20 menit kemudian baru ada balasan darinya.

"eh gajadi, batal!"

" lah kok ? katanya tadi. udah dong berarti ?"

"belom :p tadikan ceritanya cuma wacana. *pasangstikerlucuyangngeselin*"

"..."

"kokdiem ?"

"gajadi !! tadikan cuma wacana :p" bales gue gamau kalah.

hampir setiap hari gue ngerasain percakapan kaya gini. percakapan absurd, ngeselin, lucu, semuanya jadi satu. Percakapan yang sudah jadi ritual. ritual yang awalnya karena saling goda dan saling tebak, sudah berubah jadi sebuah kebutuhan.

wanita yang entah kenapa bisa dekat dengan gue. kecantikannya, kepribadiannya, kecerdasannya, dan kesederhanaannya menjadi kombinasi yang mematikan.

layaknya sebuah kopi mahal yang diperuntukan oleh orang orang kelas atas. Harum, Hangat, dan pekat. tampilanya sangat indah yang dibuat oleh barista barista handal, yang membuat kopi ini sangat diminati banyak orang.

berbeda dengan gue yang seperti kopi biasa. yang bisa dijumpai di warung kopi pinggir jalan.

dan gue cuma bisa berharap kalo dia tetap jadi pribadi absurd yang menyenangkan, karena gue butuh dia. seperti gue membutuhkan kopi.