Diberdayakan oleh Blogger.

LaguTulus

       Tak mungkin secepat itu 
       Kau lupa air mata sedihmu kala itu
       Mengungkapkan semua kekuranganya 
       Semua dariku yang tak dia punya 

Itu adalah empat baris pertama salah satu lagu baru Tulus dari album barunya. dan sepertinya Tulus berhasil menyihir sekaligus menyentil gue lewat lagu barunya ini.

gue seperti dipaksa memasuki ruang waktu, kembali merasakan keadaan yang sama seperti empat baris pertama yang Tulus nyanyikan. pemandangan, wangi, dan suara di cafe malam itu terekam jelas.

     "ga bisa gue begini terus yan" akhir kata keluh saat itu.
     "iya, gua paham" jawab gue singkat "diminum dulu coklatnya, keburu dingin" lanjut gue menyarankan.

dia sadar, gue memperhatikanya hanya mengaduk ngaduk coklat yang dia pesan sambil bercerita panjang lebar tentang hubunganya. dia bercerita bagaimana kekurangan, perlakuan, sifat negatif pasanganya.

     "ah coba dia kaya lo yan" ungkapnya sambil membenarkan jilbabnya yang miring.

gue cuma diam, hanya tersenyum. gue gatau harus jawab apa. karena ga mungkin gue bilang  : "iyalah, cowo lo mana bisa nari hula hula di leher sambil naik sepeda kan ?"


*****

Seminggu setelah saat itu, kita jadi lebih intens ngobrol. ratusan baris percakapan tiap harinya yang selalu bertema sama yaitu cowonya, mulai berubah ke arah yg lebih personal. seperti lagu favorit dan kebiasaan kebiasaan anehnya.

Sampai akhirnya obrolan kami berlanjut ke suara yang bertukar di udara. dari situ gue tau beberapa hal tentang dia, yang dulunya cuma teman yang ga pernah gue singgung kehidupan personalnya. tapi sekarang gue tau tentang sifatnya, kesukaanya, bahkan kebiasaanya.

Dan tanpa disadari, gue mulai menyukainya. nggak banyak wanita yang bisa membuat gue betah ngobrol berjam jam di telepon, mulai dari ngobrolin hal hal remeh sampai yang serius, seperti politik dan pemerintahannya.

Semua percakapan mengalir lancar tanpa paksaan. Percakapan denganya mengalir memicu diskusi tanpa harus menghakimi. belakangan gue tau, dia baru saja putus dengan pacarnya dan tentu saja gue sambut dengan rasa suka cita.

And to be honest, i am attracted to this girl in a very mysterious way.
Lantunan lagu tulus kembali terngiang di telinga gue. Masuk tanpa permisi, mengingatkan fakta manis yang akhirnya belum tentu manis juga.


       daya pikat yang memang engkau punya
       sunguh-sunguh ingin aku lindungi
       dan setelah luka-lukamu reda
       kau lupa aku juga punya rasa

Lagi lagi tulus benar dan terus menyentil gue lewat lagu itu.

Pikatnya sulit dijelaskan tapi selalu berhasil membuat gue ingin melinduginya walaupun bukan siapa siapa. and some little part of my heart says, i hope this ends well.

tapi

Sore itu gue dikejutkan dengan beberapa baris Whatsapp darinya.
Tanpa perlu gue tulis lebih jauh, intinya adalah bagaimana kebimbangannya menghadapi mantannya yang meminta untuk balikan. Dan dia meminta saran gue.
Gue menyadari sepenuhnya kalau dia belum benar-benar ‘pindah’. Dari rasanya nyaman yang sudah muncul dari hubungan sebelumnya.
Sebuah dilema mendadak muncul di hati gue.
Menyarankan ‘iya’ akan membuat gue kehilangan rutinitas yang selama ini mulai gue nikmati. Dan menyarankan ‘nggak’ akan mengubah gue sebagai pecundang yang hebat.
Hanya jawaban diplomatis yang bisa keluar dari mulut gue waktu itu. Memintanya untuk memikirkan semuanya secara baik-baik sebelum mengambil keputusan.
“Never make a permanent decision with temporary feelings” kata gue waktu itu.
Terdengar bijak yang jujur, terasa seperti dipaksakan. Karena memang sebagian kecil dari hati gue sedang merasakan kecewa.
Tuhan sepertinya sedang bercanda. Mengetahui ada satu insan-Nya yang sedang berbahagia, lalu Dia mengubahnya begitu saja.
Kabar berikutnya yang gue dengar, dia memutuskan untuk kembali dengan pria yang sama.
Dan dengan legawa, gue memutuskan untuk menjaga jarak. Mengurangi interaksi dengannya. Melangkah pergi dengan harga diri yang masih sedikit tersisa.
Dan kali ini gue benar-benar yakin, kalau Tuhan sedang bercanda.
Dia menjatuhkan gue kepada sebuah hati yang sudah ada pemiliknya
.

2 komentar: